Surabaya (Antara) - Menteri Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu mengatakan wisatawan baik domestik maupun
mancanegara masih kesulitan mencari informasi tentang destinasi wisata di
Indonesia.
Kesulitan itu terjadi karena kurangnya
penggunaan teknologi informasi sebagai jendela referensi sektor pariwisata di
Indonesia, kata Menparekraf dalam pertemuan Asosiasi Pemerintah Provinsi
Seluruh Indonesia (APPSI) di Surabaya, Rabu.
Ia mengatakan bahwa pihaknya sering menerima
keluhan dari masyarakat pariwisata, terutama internasional, tentang minimnya
akses informasi tentang objek wisata di Indonesia.
"Saya sering menerima keluhan, terutama
dari turis asing yang mengaku kesusahan mencari referensi tentang Indonesia.
Ada apa di sana, mau makan apa," kata Mari.
Oleh karena itu, di depan para pimpinan daerah
yang hadir dalam pertemuan itu, Menparekraf mendorong pemerintah daerah untuk
membuat situs internet yang dikelola dengan baik untuk memberi informasi yang
lengkap mengenai potensi wisata di masing masing daerah terutama kepada masyarakat
internasional sebagai salah satu ajang promosi wisata.
Dengan situs informasi pariwisata yang dikelola
dengan baik, masyarakat akan dimudahkan dalam mencari tahu tentang potensi
wisata Indonesia beserta panduannya.
Pemerintah melalui Kemenparekraf mentargetkan
kedatangan turis mancanegara sebanyak 9,3 hingga 9,5 juta pada 2014 yang
diperkirakan akan menyumbang devisa negara sebesar 11 milyar Dollar AS.
Pada 2013, jumlah kedatangan wisatawan ke
Indonesia mencapai 8,8 juta, melampaui target 8,6 juta, dan menyumbang devisa
sekitar 10 milyar Dollar AS.
Walaupun berkembang pesat, sektor pariwisata di
Indonesia masih kalah dari negara tetangga Thailand dalam segi pengemasan dan
pengelolaan, kata Mari, seraya menambahkan Vietnam dan Filipina juga menjadi pesaing
utama.
Selain promosi yang gencar dari masing-masing
daerah, industri pariwisata juga harus didukung dengan konektifitas yang baik
serta Sumber Daya Manusia yang berkualitas mengingat Indonesia akan menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar