Pulang Pisau - Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang, Selasa (3/9),
meresmikan rumah Pusat Sarana Komunikasi Iklim yang terletak di Desa
Buntoi, Kecamatan Kahayan Hilir Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi
Kalteng.
Rumah komunikasi iklim itu dibangun oleh organisasi dunia yang
tergabung dalam United Nations Development Program (UNDP) bekerja sama
dengan pemerintah pusat dan Pemprov Kalteng.
Nantinya tempat ini merupakan wadah semua masyarakat bisa mempelajari
masalah iklim dan bagaimana upaya melestarikan lingkungan hidup secara
berkelanjutan di wilayah Kalteng yang telah ditetapkan sebagai
percontohan.
Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Gubernur Teras Narang, disaksikan Deputi Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Heru Prasetyo, Bupati Pulpis Edy Pratowo, Wakil Bupati Pulpis Rustaty Narang, Walikota Palangka Raya Riban Satia, Wabup Kapuas Muhajirin dan jajaran kepala SKPD Pemprov.
Selain itu, hadir pula Kepala Operasional Satgas REDD+ William Sabandar, pihak dari organisasi naungan UNDP, seperti Mr. Bryan dari UNOPS, Mustafa Emir dari FAO, Simon Fields dari ILO, Shahbaz Khan. Lalu dari organisasi masyarakat Simpun Sampurna dari AMAN Kalteng, dan Anang Hermansyah dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.
Usai peresmian Teras menyampaikan, pusat sarana komunikasi iklim merupakan perwujudan dari program yang dipercayakan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono untuk Kalteng melalui program Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD+).
“Ini adalah pusat sarana komunikasi iklim untuk dunia. Tidak hanya untuk masyarakat Buntoi, masyarakat Kalteng, masyarakat Indonesia, tetapi untuk semua masyarakat di dunia,” sebut Teras.
Teras mengatakan, banyak program yang dilakukan oleh organisasi lingkungan di bawah UNDP tersebut. Selain pembangunan rumah pusat iklim, banyak lagi lainnya yang tujuannya bagaimana menjaga dan melestarikan lingkungan hidup agar tetap bertahan.
Menurut Teras, siapa saja boleh datang ke tempat itu untuk mempelajari masalah lingkungan hidup. Untuk itu, kepada masyarakat setempat, diminta agar lebih ramah terhadap orang-orang yang datang ke sana.
“Perlihatkan bahwa masyarakat Dayak adalah masyarakat yang ramah, mau menerima siapa saja yang datang berkunjung,” pintanya.
Lebih lanjut Teras mengatakan, pembangunan pusat komunikasi iklim dimaksud, merupakan awal untuk memulai secara nyata program-program lingkungan berikutnya. Ia mengharapkan, dengan adanya pusat komunikasi tersebut selanjutnya terus dilakukan dan dilaksanakan kegiatan-kegiatan lingkungan.
Terhadap program itu Teras mengingatkan tidak boleh hanya berhenti sampai di situ. Banyak program yang harus dilanjutkan ke depan. Misalnya, untuk rumah pusat komonikasi diharapnya terus berlanjut program pelatihan selain kunjungan warga pencinta lingkungan dari berbagai belahan dunia. Pada kesempatan itu Heru Prasetyo menyampaikan, apa yang telah dilakukan pemerintah tidak lain bagaimana menjaga kelestarian lingkungan sehinggakelestarian lingkungan tetap ada. Karena selama ini sudah dinilai semakin terjadi pemanasan global.
“Bicara saja tidak menghasilkan apa-apa. Karena itu pemerintah bagaimana membuatnya menjadi nyata di lapangan,” kata Heru.
Program bantuan UNDP, sebut Heru, tidak akan berhasil tanpa dukungan dari pemerintah dan masyarakat Indonesia. Untuk itu diharapkan semua saling mendukung dan bekerjasama agar semua program berhasil dijalankan.
Sementara itu, Bupati Pulpis Edy Pratowo menyambut baik dengan adanya bangunan pusat sarana komunikasi iklim di daerahnya. Artinya masyarakat Pulpis telah dinilai mampu melakukan pelestarian lingkungan secara baik.
Sebagai masyarakat yang banyak bekerja di bidang pertanian, Edy mengaharapkan adanya perkembangan terhadap kesejahteraan masyarakat melalui program-program yang dilaksanakan di daerahnya.
Antusiasme warga di sekitar Desa Buntoi sangat besar atas hadirnya pusat komunikasi iklim itu. Terlihat ratusan warga memadati tempat itu untuk menyaksikan peresmian secara langsung oleh Gubernur. Usai acara peresmian dilanjutkan dengan makan bersama.
Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Gubernur Teras Narang, disaksikan Deputi Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Heru Prasetyo, Bupati Pulpis Edy Pratowo, Wakil Bupati Pulpis Rustaty Narang, Walikota Palangka Raya Riban Satia, Wabup Kapuas Muhajirin dan jajaran kepala SKPD Pemprov.
Selain itu, hadir pula Kepala Operasional Satgas REDD+ William Sabandar, pihak dari organisasi naungan UNDP, seperti Mr. Bryan dari UNOPS, Mustafa Emir dari FAO, Simon Fields dari ILO, Shahbaz Khan. Lalu dari organisasi masyarakat Simpun Sampurna dari AMAN Kalteng, dan Anang Hermansyah dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.
Usai peresmian Teras menyampaikan, pusat sarana komunikasi iklim merupakan perwujudan dari program yang dipercayakan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono untuk Kalteng melalui program Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD+).
“Ini adalah pusat sarana komunikasi iklim untuk dunia. Tidak hanya untuk masyarakat Buntoi, masyarakat Kalteng, masyarakat Indonesia, tetapi untuk semua masyarakat di dunia,” sebut Teras.
Teras mengatakan, banyak program yang dilakukan oleh organisasi lingkungan di bawah UNDP tersebut. Selain pembangunan rumah pusat iklim, banyak lagi lainnya yang tujuannya bagaimana menjaga dan melestarikan lingkungan hidup agar tetap bertahan.
Menurut Teras, siapa saja boleh datang ke tempat itu untuk mempelajari masalah lingkungan hidup. Untuk itu, kepada masyarakat setempat, diminta agar lebih ramah terhadap orang-orang yang datang ke sana.
“Perlihatkan bahwa masyarakat Dayak adalah masyarakat yang ramah, mau menerima siapa saja yang datang berkunjung,” pintanya.
Lebih lanjut Teras mengatakan, pembangunan pusat komunikasi iklim dimaksud, merupakan awal untuk memulai secara nyata program-program lingkungan berikutnya. Ia mengharapkan, dengan adanya pusat komunikasi tersebut selanjutnya terus dilakukan dan dilaksanakan kegiatan-kegiatan lingkungan.
Terhadap program itu Teras mengingatkan tidak boleh hanya berhenti sampai di situ. Banyak program yang harus dilanjutkan ke depan. Misalnya, untuk rumah pusat komonikasi diharapnya terus berlanjut program pelatihan selain kunjungan warga pencinta lingkungan dari berbagai belahan dunia. Pada kesempatan itu Heru Prasetyo menyampaikan, apa yang telah dilakukan pemerintah tidak lain bagaimana menjaga kelestarian lingkungan sehinggakelestarian lingkungan tetap ada. Karena selama ini sudah dinilai semakin terjadi pemanasan global.
“Bicara saja tidak menghasilkan apa-apa. Karena itu pemerintah bagaimana membuatnya menjadi nyata di lapangan,” kata Heru.
Program bantuan UNDP, sebut Heru, tidak akan berhasil tanpa dukungan dari pemerintah dan masyarakat Indonesia. Untuk itu diharapkan semua saling mendukung dan bekerjasama agar semua program berhasil dijalankan.
Sementara itu, Bupati Pulpis Edy Pratowo menyambut baik dengan adanya bangunan pusat sarana komunikasi iklim di daerahnya. Artinya masyarakat Pulpis telah dinilai mampu melakukan pelestarian lingkungan secara baik.
Sebagai masyarakat yang banyak bekerja di bidang pertanian, Edy mengaharapkan adanya perkembangan terhadap kesejahteraan masyarakat melalui program-program yang dilaksanakan di daerahnya.
Antusiasme warga di sekitar Desa Buntoi sangat besar atas hadirnya pusat komunikasi iklim itu. Terlihat ratusan warga memadati tempat itu untuk menyaksikan peresmian secara langsung oleh Gubernur. Usai acara peresmian dilanjutkan dengan makan bersama.
source : Harian Tabengan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar